Kaisar Cina Mempunyai 3.000 Selir

Kaisar Cina duduk di singgasana dikelilingi ratusan selir berpakaian tradisional di dalam istana megah Dinasti Tang. 

 Dalam sejarah panjang Tiongkok kuno, kisah tentang kaisar dan istananya selalu penuh dengan kemewahan, kekuasaan, dan... cinta yang berlebihan. Salah satu hal paling mengejutkan dalam sejarah kekaisaran Cina adalah kenyataan bahwa beberapa kaisar dikabarkan memiliki hingga 3.000 selir! Kedengarannya seperti legenda, tapi catatan sejarah mencatatnya dengan cukup serius. Mengapa bisa sebanyak itu?

Kehidupan di Istana Kaisar

Kaisar Cina dianggap sebagai “Putra Langit”, seseorang yang dipercaya memerintah atas mandat dari surga. Sebagai simbol kekuasaan tertinggi, ia tidak hanya menguasai rakyat dan tanah, tetapi juga memiliki hak mutlak atas siapa pun yang berada di istananya termasuk para wanita yang disebut selir.

Para selir ini tinggal di bagian istana yang disebut Harem Kekaisaran, sebuah tempat yang dijaga ketat dan penuh dengan aturan. Hanya sedikit dari mereka yang bisa benar-benar bertemu dengan kaisar, sementara sisanya hidup dalam kemewahan... dan kesepian.

Mengapa Harus 3.000 Selir?

Angka “3.000” sering disebut dalam teks klasik seperti Shi Ji (Catatan Sejarawan Agung) dan Han Shu (Buku Dinasti Han). Angka ini sebenarnya lebih bersifat simbolis menggambarkan jumlah yang sangat besar dan tak terhitung.

Namun, pada masa Dinasti Han dan Tang, jumlah selir yang mencapai ribuan memang benar-benar terjadi. Kaisar Wu dari Dinasti Han dan Xuanzong dari Dinasti Tang dikenal memiliki ribuan wanita di istana mereka.

Bagi seorang kaisar, memiliki banyak selir bukan hanya urusan cinta, tetapi juga politik dan simbol status:

  • Keluarga bangsawan sering “menghadiahkan” putri mereka untuk mendapatkan pengaruh.
  • Banyak selir diangkat untuk memperkuat aliansi antar wilayah.
  • Memiliki banyak keturunan dianggap memperkokoh kekuasaan dinasti.

Kehidupan Para Selir: Kemewahan dan Tragedi

Menjadi selir kaisar memang berarti hidup di istana megah, mengenakan sutra halus, dan dilayani dayang. Namun, di balik gemerlap itu, tersimpan persaingan yang kejam.

  • Mereka berlomba-lomba menarik perhatian kaisar agar mendapatkan posisi lebih tinggi.
  • Hanya satu wanita yang bisa menjadi Permaisuri (Empress)  yang lain harus puas menjadi “nama tanpa wajah”.
  • Kegagalan menarik perhatian kaisar bisa berarti hidup dalam kesepian hingga akhir hayat.

Beberapa kisah tragis pun muncul, seperti cerita Selir Yang Guifei, salah satu wanita tercantik dalam sejarah Tiongkok. Kecantikannya mengguncang kekaisaran, namun akhirnya ia dipaksa bunuh diri karena dianggap menyebabkan kekacauan politik.

Pelajaran dari Sejarah

Kisah tentang kaisar dengan ribuan selir bukan sekadar legenda romantis, tetapi juga cerminan dari sistem kekuasaan absolut dan budaya patriarki yang mendominasi zaman itu. Dalam dunia modern, kisah ini menjadi pengingat bahwa kekuasaan tanpa batas sering melahirkan keanehan dan tragedi.

Fakta Unik

  • Di masa Dinasti Qing, jumlah wanita di harem dikontrol lebih ketat: hanya sekitar 100–200 orang.
  • Ada sistem jadwal resmi untuk “giliran tidur” bersama kaisar disebut Feng Shan, yang diatur oleh pejabat khusus!
  • Beberapa selir bahkan tidak pernah melihat wajah kaisar seumur hidupnya.

Kesimpulan

“3.000 selir” bukan hanya kisah tentang cinta dan kemewahan, tapi juga tentang kekuasaan, politik, dan nasib wanita di balik tembok istana. Di balik keindahan dan legenda itu, sejarah Tiongkok kuno menyimpan pelajaran bahwa tidak ada kekuasaan yang benar-benar membahagiakan jika di dalamnya tak ada keadilan dan kemanusiaan.

Posting Komentar

Silakan tinggalkan komentar dengan sopan. Komentar akan ditinjau sebelum dipublikasikan.

Lebih baru Lebih lama